Post Views: 74
Inetnews.my.id, Makassar–Wacana kotak kosong dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali mencuat setelah Partai Gerindra memberikan rekomendasi kepada pasangan Andi Sudirman Sulaiman – Fatmawati Rusdi. Pada Senin (23/7/2024).
Fenomena ini memicu sindiran mengenai apakah kotak kosong mencerminkan pembodohan politik atau bagian dari demokrasi.
Sebelumnya, pasangan Andi Sudirman Sulaiman – Fatmawati Rusdi ini sudah didukung oleh Partai NasDem 17 kursi, dan Partai Demokrat 7 kursi.
PAN yang memiliki empat kursi juga disebut-sebut segera menyiapkan rekomendasi untuk Andi Sudirman Sulaiman.
PKB yang mengontrol 8 kursi juga kabarnya segera mendeklarasikan pasangan ini juga untuk maju di Pilgub Sulsel 2024.
Jika dihitung total jumlah kursi yang berhasil dikumpul jika partai-partai ini berkoalisi yakni, 49 dari total 85 kursi DPRD Sulsel.
Sementara Partai politik yang belum menyatakan sikap hingga saat ini adalah, Golkar 14 kursi, PKS 7 kursi, dan Hanura Satu kursi.
Adapun PPP yang telah menyatakan dukungan pada Danny Pomanto, dengan mengatongi delapan kursi tentu ini belum cukup. Meskipun partai PDIP turut mendukung yang mengatongi enam kursi.
Total kursi kedua partai ini hanya 14 kursi sementara syarat calon gubernur-wakil Sulsel minimal 17 kursi.
Indikasi memborong partai politik di Pilgub Sulsel tak ayal menimbulkan wacana pasangan Andi Sudirman Sulaiman – Fatmawati Rusdi akan melaju sendiri di Pilgub Sulsel alias akan melawan kotak kosong.
Seperti respon Ilham Arief Sirajuddin (IAS) menilai wacana kotak kosong merupakan langkah mundur yang dapat merugikan demokrasi.
Menurut IAS, Isu kotak kosong ini sebenarnya merupakan pembodohan publik,
“Masyarakat harus memahami bahwa menjadikan kotak kosong sebagai pilihan dalam kontestasi politik adalah bentuk pengabaian terhadap kualitas pemilihan,” jelas IAS yang dikutip dibeberapa media.
Sementara itu, Danny sempat menyatakan bahwa fenomena paslon versus kotak kosong bukanlah hal baru.